Tibawa (1/2/18) Saya sempat
mengintip kegiatan PBM di salah satu SMP satap , dari dimensi struktural yaitu
sarana dan prasarana sangat memadai dengan ruang kelas yang cukup ruang
perpustakaan dengan Ruang Guru dengan konstruksi permanen dari tampilan pisik
sangat meyakinkan sebagai suatu lembaga pendidikan. Siswa berjumlah 21
orang terdiri dari kelas 7, berjumlah 7 orang kelas 8, berjumlah 10 orang dan kelas 9 hanya 4
orang,
Jumlah guru 3
orang yang terdiri dari 2 PNS (Guru agama dan IPS) sedang yang satunya lagi,
guru horor pendidikan S1 Matematika, Setelah berdiskusi dengan siswa sepertinya kegiatan proses pembelajaran belum berlangsung sebagaimana mestinya.
Inilah. kendala yang dihadapi oleh SMP satap ataupun sekolah yang kekurangan
guru baik dari segi jumlah maupun kualitas. Karena tidak ada guru yang mengajar
atas seizin Pak Guru Agama saya masuk kelas, saya tertarik ternyata ada 2
orang siswa memegang smartphone namun mereka tidak bisa akses internet karena
ketiadaan pulsa
Dengan berbekal
kuota yang masih lumayan saya berbagi dengan siswa sehingga sama-sama kami
online dan mulailah saya memperkenalkan cara belajar via hp. Saya pandu mereka
membuka e-learning zenius multimedia (http://zenius.net) tentunya kami pakai
versi free namun informasi contennya lengkap dengan hak akses batas. Ternyata
siswa sangat tertarik dengan e-learning, terlihat semangat mereka mengikuti e-learning. Pada akhir
pertemuan suasana akrab tercipta saya banyak bercanda dan mereka sempat minta photo
bersama. berikut ini penggalan percakapan kami:
Siswa : "Pak.
bisa kami belajar dengan hp kalau tidak ada guru.
Saya :
Tentu saja bisa...
Siswa :
Pulsa data mahal, tidak ada tampa cok kalau habis batere, ibu guru marah bawa
hp, ti Pak bilang tadi zenius mo bayar (itulah suara siswa
bersahut-sahut).
Saya :
Nanti saya informasikan pada kepala sekolah. selanjutnya saya mengakhiri
pertemuan dan keluar kelas.
Dalam
pikiran saya, bahwa kekurangan guru baik jumlah maupun kualitas salah satu
solusi adalah e-learning, namun masih ada
guru PNS atau guru kontrak yang belum terampil atau bahkan sama sekali tidak bisa mengoperasikan
komputer. Dikarenakan
guru-guru lama atau yang senior ini tidak pernah dibekali pendidikan selain
pendidikan yang menjadi bidang pekerjaannya sekarang. Guru agama hanya akan
ahli terhadap agama, guru bahasa Indonesia hanya akan ahli pada bahasa
Indonesia, dan guru sejarah hanya akan tahu tentang sejarah dan mereka tidak
mau belajar dan berlatih mengoperasikan computer.
Sudah saatnya
penerimaan pegawai PNS maupun Pegawai kontrak yang akan menjadi guru, setidaknya seorang
calon guru harus memiliki keterampilan lain selain mata pelajaran yaitu menggunakan komputer.
Walau dengan kondisi ketidak mampuan guru mengoperasikan komputer e-learning sudah dapat diterapkan sebab siswa yang merupakan generasi milinium mampu dengan mandiri belajar via e-learning, yang perlu pengawasan dari guru agar hasilnya optimal.