Friday, December 30, 2016

PROMOSI PERPUSTAKAAN



Sebagus dan selengkap apapun koleksi suatu perpustakaan, secanggih apapun sistem  perpustakaan, percuma jika sepi pengunjung, apabila pustakawan kerjanya hanya menunggu  secara pasif datangnya pemustaka ke perpustakaan.  Tak perduli jenis informasi apa yang disediakan dan ditawarkan, atau jenis perpustakaan apa yang dikelola.


Kunjungan pemustaka dapat ditingkatkan dengan mempromosikan keberadaannya, walau tentunya dengan bentuk program dan metode yang berbeda-beda,  tergantung pada jenis  perpustakaan, jenis layanan perpustakaan ataupun sektor pengguna yang dilayani.
Program gemar membaca adalah salah satu bentuk promosi perpustakaan yang perlu dilakukan oleh perpustakaan bersama-sama dengan seluruh unsur masyarakat agar timbul kebiasaan dan kegemaran membaca dan memperoleh informasi.
BENTUK-BENTUK PROMOSI PERPUSTAKAAN
1. PUBLISITAS
Publisitas adalah salah satu alat promosi  yang  ampuh dan murah  untuk memperkenalkan keberadaan perpustakaan termasuk jasa/produk yang ditawarkan  melalui  berita  di media penerbitan seperti surat kabar dan majalah maupun  melalui radio, televisi ataupun internet (sosmed).  Tak perduli jenis perpustakaan apapun,  penggunaan bentuk publisitas  untuk promosi perpustakaan   dapat menjangkau masyarakat pendengar/pembaca yang cukup luas karena  banyak dibaca , didengar dan ditonton orang.
Publisitas dapat dilakukan dalam pelbagai bentuk seperti : “press release” dalam rangka pembukaan ataupun penutupan acara pameran, lomba, kursus dsb, yang diselenggarakan perpustakaan, ulasan/tanggapan suatu masalah dengan mengaitkan pada salah satu jasa layanan perpustakaan, artikel ilmiah,  perkenalan produk/jasa baru, wawancara, diskusi /bedah buku hingga ceritera dan program-program khusus seperti drama dan film ceritera maupun acara “story telling”  dsb.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan  dalam melaksanakan publisitas adalah : menjalin hubungan baik dengan media massa,  penentuan sasaran dan jangka waktu publisitas, menentukan ide serta media yang sesuai, disampaikan dalam bentuk yang singkat, sederhana dan menarik
2. IKLAN
 Berbeda dengan publisitas yang biasanya cuma-cuma., iklan memerlukan biaya untuk  pembuatannya. Publisitas  kurang dapat dikendalikan oleh perpustakaan, karena  adanya penyuntingan dan ketergantungan pada media untuk bersedia memuat atau tidak  Iklan dapat direncanakan dan  dikendalikan  dalam hal-hal yang ingin disampaikan, bagaimana dan kapan disampaikan   dsb.
Iklan dapat disampaikan dalam bentuk media cetak  seperti surat edaran, brosur, buletin poster ataupun papan pengumuman. Media massa baik dalam bentuk cetak maupun elektronik seperti surat kabar, majalah, radio dan televisi, atau multi media seperti CD-ROM, internet dsb juga merupakan media yang ampuh jika dilakukan sesuai dengan pesan yang diinginkan  Iklan dapat pula berupa suvenir seperti  buku tulis, alat tulis, kalender, pembatas buku dsb, yang dapat dibagikan secara cuma-cuma, hadiah ataupun dijual.
Langkah-langkah yang perlu dilalui adalah: memilih dan menentukan media yang tepat untuk iklan yang kita kehendaki, memilih dan menentukan tema, menentukan struktur pesan,  dan menentukan kerangka isi.
3. KONTAK PERORANGAN
Promosi  dengan menggunakan cara kontak pribadi, merupakan bentuk yang paling ampuh diantara bentuk-bentuk promosi yang lain karena dapat meningkatkan  hubungan antara staf perpustakaan dan konsumen. kebutuhan, kebiasaan, minat serta pribadi pengguna dapat lebih diketahui, lebih jelas, sehingga layanan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Pengertian, dukungan, masukan serta kerjasama dapat diharapkan dalam
Mengembangkan layanan perpustakaan.
Kontak pribadi dapat dilakukan melalui ceramah, peragaan atau demo, diskusi, wawancara, forum terbuka , ataupun layanan yang ramah  dari masing-masing staf perpustakaan . Kontak-kontak informal,  seperti rapat dengan unit lain, keterlibatan dalam organisasi profesi, atau merangkap jabatan lain,  dsb, dapat pula menjadi ajang promosi dalam bentuk kontak pribadi. Melalui kontak pribadi ini, dapat dikumpulkan profil pengguna yang dapat dijadikan salah satu pegangan dalam mengetahui kebutuhan pengguna.
4. INSENTIF
 Insentif  adalah suatu pemberian  yang bernilai, baik berupa uang , barang ataupun sikap yang dimaksudkan untuk mendorong perubahan sikap konsumen. Insentif ini ditujukan baik bagi yang  kurang bermotivasi atau justru diberikan pada yang sudah menggunakan untuk dapat memberi motivasi pada yang  kurang termotivasi maupun untuk lebih meningkatkan motivasi bagi yang bersangkutan.
Termasuk dalam insentif ini adalah pemberian penghargaan /hadiah pada peminjam terbanyak, wawancara khusus bagi pengguna aktif , publikasi karya pengguna dalam media,  memberikan kemudahan dalam perolehan layanan, misalnya memberikan jasa penelusuran gratis untuk peminta jasa selama bulan-bulan tertentu dsb.
Hal yang perlu dipikirkan adalah: menentukan siapa yang akan diberi insentif,   bentuk insentif , besar insentif serta waktu pemberian insentif.
5.  SUASANA DAN LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN
Dimana perpustakaan berada atau bagaimana perpustakaan diatur merupakan hal yang dapat mempromosikan perpustakaan atau malah menjauhkan pengguna dari perpustakaan.
Walaupun secanggih dan selengkap apapun layanan dan koleksi perpustakaan, kalau perpustakaan ditempatkan  jauh di batas kota, di pojok bangunan, di daerah yang kurang aman serta dilengkapi dengan penataan ruangan yang gelap, pengap, kotor dan semrawut, pasti perpustakaan akan segan dikunjungi.
Termasuk dalam promosi bentuk ini adalah, pemilihan tempat yang strategis serta dalam lingkungan aman, bentuk bangunan yang tidak terkesan kotor dan jelek, penataan ruangan yang sesuai dengan perlaku pengguna, fungsi serta keindahan, disamping tentunya rambu-rambu yang jelas dalam menunjukkan lokasi koleksi dan layanan.    
6. PROGRAM KHUSUS PERPUSTAKAAN
Selain bentuk-bentuk promosi yang dilakukan diatas, perpustakaan dapat merencanakan program-program khusus yang dapat dilakukan sebagai program berkesinambungan ataupun program dengan tema khusus atau dalam pelaksanaan proyek-proyek khusus. Walaupun Program-program ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan kombinasi dari bentuk-bentuk program komunikasi diatas secara terintegrasi, program ini sendiri juga merupakan suatu bentuk promosi.
Beberapa bentuk program khusus seperti  pembentukan klub/organisasi “Sahabat Perpustakaan”, Program Magang perpustakaan, Program gemar Membaca, Lomba, Bimbingan Pemakai dan sebagainya merupakan contoh-contoh program khusus  yang dilakukan baik untuk meningkatkan citra perpustakaan serta meraih pelanggan. 

PROGRAM GEMAR MEMBACA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PROMOSI
Program gemar membaca bukan hanya menjadi tanggung jawab dan kewajiban perpustakaan tetapi seluruh unsur masyarakat, baik langsung  seperti pemerintah , sekolah , perpustakaan ataupun lembaga tidak langsung seperti penerbit, toko buku , orang tua bahkan lembaga profit sekalipun. Agar terbentuk masyarakat yang gemar membaca, masing-masing unsur masyarakat diatas perlu sadar dan melaksanakan sesuai dengan kemampuan dan peranannya. Kerjasama dan usaha bersama secara berkesinanbungan akan sangat menunjang dalam terciptanya masyakat yang gemar membaca.
 Seperti dikatakan diatas program gemar membaca dapat dilaksanakan berbeda-beda antara satu instansi dengan instansi yang  lain, tetapi pada umumnya dilakukan dengan 4 tujuan yaitu:
1. Mendorong timbulnya rasa suka pada kegiatan membaca
Rasa suka ini akan timbul melalui pengalaman yang panjang dan manis serta adanya keterlibatan   secara terus menerus. Pengalaman dapat didapat melalui banyaknya kesempatan-kesempatan melihat keberadaan buku di rumah, perpustakaan, toko buku, kelas dsb, menerima buku sebagai hadiah, ataupun kegiatan-kegiatan  membaca, dibacakan atau membicarakan. Rasa suka dapat menular dari orang tua,guru , teman ataupun pustakawan yang suka membaca.
2. Mengajarkan kemampuan  untuk mengintepretasikan bahan bacaan
Luasnya kesempatan dalam membaca dapat menimbulkan minat baca, tetapi kemampuan untuk dapat mengerti apa yang dibacakan merupakan sesuatu yang penting agar dapat memperoleh manfaat dari kegiatan membaca tersebut. Melalui kesempatan-kesempatan dalam mengekspresikan perasaan dan pikiran melalui peragaan adegan-adegan dalam bacaan, pemberian pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bahan bacaan serta tulisan, penceritaan kembali dsb, akan tergali keterkaitan antara arti tiap bacaan dengan latar belakang pengalaman individu  yang apda akhirnya menuntun kearah kemampuan untuk menginterpretasikan bahan bacaan.
3. Mengembangkan  pengertian akan jenis-jenis bahan bacaan
Melalui diskusi, ceramah, seminar dsb, dapat digali pengenalan mengenai jenis-jenis bahan
Pustaka baik dalam bentuk cetak maupun elektronis,  gaya penulisan, pengarang, editor dsb.
4. Mengembangkan apresiasi terhadap karya tulis
Dengan memberikan kesempatan-kesempatan diskusi ataupun aktivitas kreatif seperti drama, membaca, menggambar cerita dsb, dapat ditingkatkan apresiasi secara bertahap sbb:
q  menikmati secara tak sadar
        ( pembaca  hanya diharapkan untuk menikmati jalan ceritera)
q  apresiasi  yang  disadari
       (pembaca mulai bertanya “mengapa” serta arti lebih dalam)
q  kepuasan yang di sadari
       (pembaca mulai  mengkaitkan antara bacaan dengan perasaan,
        pengetahuan yang telah dimiliki maupun pengalaman hidupnya)

0 comments:

Post a Comment